Cerita Sex Bonus Foto Bugil - Gejolak Gadis SMA Bag.3

cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas, www.segi3.com  
Cerita Sex Bonus Foto Bugil - Gejolak Gadis SMA Bag.3 
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
Cerita Sex Bonus Foto Bugil - Gejolak Gadis SMA Bag.3 - Hari itu Nidya jadi pendiam, sementara ayah dan ibunya sibuk mengobrol bisnis di meja makan tanpa memperhatikan anak semata wayangnya. Nidya menghela nafas panjang untuk meringankan beban berat yang harus ditanggungnya akibat rasa nikmat sesaat.

“Nidya berangkat dulu ma.., pa..” Nidya pamit kepada kedua orang tuanya.

“Ya…” Ayah Nidya menjawab singkat.

“He-eh..” Ibu Nidya menjawab tak kalah singkat.

Mereka kembali sibuk dengan urusan masing – masing, kadang-kadang Nidya merasa hidup sendiri di rumah mewah yang semakin terasa sepi semenjak kematian Mbok Ijah setahun yang lalu. Hari itu Nidya tampak risih menatap mata Mang Dodi yang mesum sumringah. Wajah Nidya yang cantik merah padam mengingat apa yang telah dilakukan oleh Mang Dodi, sopir kepercayaan-nya.

“Non kenapa koq diem aja sih?” Mang Dodi memecah keheningan.

“Emm .. ngak apa-apa mang…”

Wajah Nidya merona saat mang Dodi menyapa. Nidya melihat ke jendela, sepertinya ini bukan jalan menuju sekolah, entah kemana mang Dodi akan membawanya. Nidya tidak peduli karena sebenarnya Nidya memang sedang tidak mood untuk masuk sekolah hari ini. Hilangnya perawan membuat ia tersiksa dalam rasa gelisah yang tak berkesudahan.

“Kemarin enak banget ya non…” Mang Dodi terkekeh mesum.

“Kita mau kemana mang ??” Nidya berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

“Mang Dodi punya kejutan buat Non Nidya” jawab Mang Dodi

“Kejutan?” Nidya heran

“Iya Non suka ngentot kan? Kemaren Non menikmati kan?” tanya Mang Dodi tanpa malu-malu lagi.

“Eeemmm....jangan nanya gitu ah Pak!” wajah Nidya memerah dan tidak tahu harus menjawab apa, memang tak bisa disangkal kalau dirinya menikmati persetubuhan itu.

“Hehehe...malu-malu ah si Non, Mamang yakin Non Nidya pasti suka kejutan ini….tubuh Non bakal menggeliat, menggeliat dan terus menggeliat he he he”

Mang Dodi senyum sambil menancap gas. Mobil melaju kencang menuju Gunung Tangkuban Perahu. Hari Senin tidak terlalu banyak orang, hanya ada beberapa mobil yang parkir dan dua buah bus pariwisata.

“Ayo non , udah sampe, yuk turun…ikutin mamang ya.. agak jauh supaya nggak pada curiga”

Mang Dodi membukakan pintu seperti biasa. Dengan hati ragu Nidya turun dari dalam mobil. Entah mengapa ia menurut saja mengikuti mang Dodi yang terus naik ke atas. Semakin ke atas semakin sepi, hanya satu atau dua orang saja yang kadang berpapasan dengan Mang Dodi dan Nidya. Menyusuri jalan berbatu menuju sebuah gubuk yang tampak ramai dengan beberapa laki-laki bertubuh kekar namun berpakaian kumal dan dekil.

“Mang Dodi?? Mereka siapa?”

Nidya bersembunyi di balik punggung sopirnya, sorot-sorot mata laki-laki bertubuh kekar itu tampak ganas dan liar seperti hendak menelanjangi tubuh Nidya. Wajah-wajah sangar dan beringas tersenyum mesum pada Nidya. Semuanya berjumlah lima orang.

“Ini temen-temen Mamang Non, Non kan katanya pengen kejutan ya, makannya Mamang ajak ke sini” kata Mang Dodi enteng.

“Ahhhhhhhh…!! Tapi Mang...kok gini....aaahhh!!”

Tiba-tiba seorang dari mereka yang bertubuh gempal menarik lengan Nidya. Bibir Si gempal yang tebal segera menyumpal bibir mungil Nidya. Keahlian si gempal dalam mencumbu membuat Nidya merinding panas dingin dan pemberontakannya mengendur. Keempat temannya tidak tinggal diam, mereka mengerubuti Nidya seperti semut mengerubuti sebongkah gula-gula. Mereka mempreteli satu persatu pakaian seragam Nidya, beberapa kancing seragamnya putus karena agak kasar, sehingga dalam waktu singkat Nidya telah telanjang di pelukan si pria gempal diiringi decak kagum orang-orang yang sama sekali tidak dikenal oleh gadis itu. Lima pasang tangan kasar itu segera menjelajahi kehalusan dan kemulusan tubuh Nidya. Meremas buah pantat, mencolek belahan bibir vagina dan mengelusi permukaan paha Nidya yang halus. Mata Nidya terbelak melihat batang-batang besar berurat mengacung perkasa. Nidya merasa panas oleh gairah yang membakar darah mudanya.

“Auhhhh…..” Nidya menjerit kecil

Si gempal melemparkan tubuh Nidya ke atas sebuah kain selimut belel yang dibentangkan di depan sebuah rumah gubuk tua. Serempak lima orang laki-laki berwajah beringas menerkam tubuh Nidya yang terpekik. Tubuh telanjang Nidya terlentang pasrah, lima pasang tangan kembali menjelajah menggerayangi sekujur tubuh Nidya yang putih mulus. Kelima Orang Laki-laki dengan wajah sangar terkekeh saat saling berbincang mesum. Dari situ Nidya mengetahui nama-nama mereka, yang bertubuh gempal bernama Bang Somad, yang berkumis bernama Bang Malik, yang berwajah codet bernama Bang Toto, yang brewokan bernama Kardi, yang bibirnya paling tebal bernama Jarot. Kesemuanya adalah penduduk setempat, ada yang menjadi penjaga keamanan, penjual mainan, dan petugas kebersihan.

“Minggir. Gua mau nyicip memeknya…” Bang Somad mengejar vagina Nidya.

“Siap banggg. Tapi kalau abang udah selesai jangan lupa bagi-bagi ya” sahut Bang Malik, ia dan kawan-kawannya mundur, memberi ruang bagi bang Somad.

“Iya lah  pasti...gua kasih kalau gua udah puas ngentot sama si amoy cantik ini”

Jawaban Bang Somad disambut senang oleh Malik dkk.

“Gila ini lobang, bagus amat ck ck ck seumur-umur baru kali ini gua ngeliat isi memek Cina…”

Mata Somad melotot melihat isi vagina Nidya yang berwarna merah muda, aromanya yang harum karena terawat membuat nafas Somad memburu. Dengan rakus mulut Somad melumat-lumat vagina Nidya. Rintihan Nidya membuatnya semakin liar dan beringas menikmati vagina gadis itu. Lidah Somad menusuk-nusuk dan mencokel – cokel daging mungil milik Nidya.
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas

“Hssshshhh.. Hssssshhhhh ahhh!!” Nidya mendesis dan mendesah.

Permainan Bang Somad membuatnya kewalahan, geli tapi nikmat, risih tapi ingin lebih sementara keempat orang laki-laki berwajah beringas lainnya beserta Mang Dodi menonton dengan penuh nafsu, selentingan-selentingan nakal terdengar di antara mereka.

“Kasih bang !! kasih..!!” Jarot berteriak kemudian terkekeh.

“Hihhhhh…..”

Dengan sekali sentak, Bang Somad menusuk vagina Nidya.

“Aduhhh…!!” Nidya memekik keras, setengah penis terbenam dalam vaginanya.

“Ha ha ha ha ha…” Suara tawa menggelegar “ahh aaa aaaa ahhhhhhh…uuhhuyyy...amoy emang emoy!!”

Tubuh Nidya terguncang hebat. Mata sipitnya menatap mang Dodi yang asik mengabadikan persetubuhan liar antara Nidya dan Mang Somad dengan menggunakan kamera saku. Nidya mengerang menahan pompaan kasar dari Bang Somad.

“unnhh hsssshhh ahhhhhhh…..” nafas Nidya tertahan, denyut-denyut nikmat membuatnya terkulai diiringi sorak sorai keempat orang laki-laki beringas yang menyemangati Bang Somad yang menyerang dengan lebih gencar.

Suara erang, rintih dan pekik Nidya membuat bang Somad bergairah luar biasa. Suara becek terdengar keras saat Bang Somad memompakan batang penisnya ke dalam vagina Nidya. Bosan dengan posisi missionary dan kemenangan gemilang atas orgasme Nidya, Bang Somad menyuruh Nidya untuk menungging.

“Wuihh !! Bulet padet !! Mantap ini!!” Bang Somad memuji sambil menampar buah pantat Nidya.

Cairan orgasme Nidya meleleh pada paha bagian dalam, tangan Bang Somad mengusap keringat di punggung Nidya kemudian meremas-remas buah pantatnya sebelum akhirnya ia menggesekkan ujung penis pada belahan pantat Nidya yang hangat.

“Akkkhhh !! Aduh-duh.. Awwwww.. sakit bang..” Nidya mengaduh dan memekik kesakitan.

Anus yang masih lecet karena kemarin diperawani sopirnya kembali dikuakkan oleh sebatang penis yang lebih besar dari milik mang Dodi. Suara erang Nidya membuat jantung para lelaki di tempat itu berdegub dengan lebih kencang. Mang Dodi menjepretkan kamera sakunya pada wajah Nidya , mengabadikan ekspresi wajah cantik yang sedang kesakitan kemudian bak fotografer mengambil pose Nidya yang sedang menungging ditusuk oleh penis Bang Somad.

“sebentar bang…, saya pindahin dulu handycam nya..” Bang Dodi memindahkan handycam second yang dibeli dari sebuah counter di pusat perbelanjaan elektronik terbesar di kota Bandung, sebuah tripod menyangga handycam second yang masih berfungsi dengan baik.

“Aduh , aduh .. ahh ahh akhh awwww…” Nidya mengaduh dan memekik kesakitan, tubuhnya tersungkur maju mundur mengikuti gerakan batang penis Bang Somad yang bergerak kasar menyodomi anusnya.

Wajah Nidya dalam derita diabadikan dengan sejelas-jelasnya oleh sebuah handycam dan jepretan – jepretan kamera saku di tangan mang Dodi.

“Aduh sakit-s-sakit , T-tolong mang Dod.. Tolong…” Nidya memohon pertolongan mang Dodi yang terkekeh padanya.

“Aduhhh !! Ampun Bang ampunnnhh akhh arrrrrhhh…”

Kasar sekali Bang Somad menumbukkan penisnya. Suara benturan buah pantat Nidya dengan bagian bawah perut Bang Somad terdengar keras seperti suara tamparan. Jerit dan tangisan Nidya terdengar di antara suara tumbukan-tumbukan penis Bang Somad yang mencecar dengan gencar. Mata Nidya yang sipit terbeliak-beliak akibat rasa sakit yang tak tertahan. Suara merdu Nidya terdengar sedikit serak akibat terlalu sering dan terlalu keras menjerit.

“UNGGHH !! Anjing !!” Bang Somad mengumpat, spermanya muncrat dalam anus Nidya, batang penisnya berkedut-kedut , layu dan mengkerut, tubuhnya yang gempal ambruk menindih tubuh mungil Nidya.

Nidya merintih kesakitan saat gigitan gemas Bang Somad menancap di bahunya setelah itu barulah Bang Somad mengangkat tubuhnya dari tubuh Nidya.

“Aduhhh.. jangannnn….” suara Nidya kembali terdengar, empat orang laki-laki dengan wajah beringas menyerbu menggeluti tubuh mulusnya yang berpeluh, tidak ada seincipun tubuh Nidya yang lolos dari gerayangan-gerayangan tangan keempat lelaki itu yang menggerayang penuh nafsu binatang. Buah dada Nidya yang bulat padat menjadi sasaran empuk bagi mulut orang-orang gunung yang begitu bernafsu padanya.

“Sudah bang , jangan.. nggak kuat…” Nidya menolak saat dipaksa menaiki batang penis Bang Jarot.

“Tinggal naek !! Susah amat sih !!” Jarot yang terlentang membentak Nidya.

“Ha ha ha ha” suara tawa menggelegar mendengar gerutuan Jarot.

Dibimbing oleh tiga orang laki-laki Nidya naik ke atas penis Jarot, tangan jarot mengusap-ngusap paha, pinggul dan meremas-remas payudara Nidya. Saat merasa ujung penisnya mulai tenggelam dalam vagina, dengan gerakan mendadak Jarot mengangkat penisnya ke atas, tanpa ampun penisnya melesat menusuk vagina Nidya.
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas

“Aaaaaa.. ahhhhh….”

Tubuh mulus Nidya pun menggelinjang dalam pelukan Jarot. Saat itu Malik yang tidak tahan mengarahkan penisnya ke pantat Nidya

“Aduh..!!jangan bang..!! tolong jangannn…” Nidya memohon saat Bang Malik mulai melakukan penetrasi ke duburnya

“AWWWWWWWW….” jerit Nidya terdengar keras saat anusnya ditembus penis.

Baru untuk yang pertama kali Nidya merasakan dua batang penis menusuk anus dan vaginanya sekaligus. Sekujur tubuhnya gemetar hebat, harga dirinya direndahkan serendah-rendahnya di hadapan para laki-laki di tempat itu. Mang Dodi melotot dengan wajah mesum ia kembali sibuk menjepretkan kamera di tangannya untuk mengabadikan obsesi dari angannya yang terliar, Nidya yang cantik mengerang disandwich oleh dua orang laki-laki berwajah beringas.

“Aduhh !! AOWWWW…!!” Nidya menjerit dan memekik keras saat dua batang penis bergerak seolah sedang saling berlomba mencari kenikmatan dalam anus dan vaginanya.

Nidya melenguh keras dalam rasa malu, ia dipermalukan semalu-malunya oleh Malik dan Jarot yang kasar dan beringas menghujamkan batang mereka ke dalam kedua lubangnya. Jerit dan pekik dalam rasa malu dan rasa direndahkan akhirnya berakhir dengan kepasrahan saat Nidya merasa kedutan-kedutan nikmat yang menyebar ke seluruh tubuh. Dalam kepasrahan Nidya merengek.

“He he he… nih susu buat yang mau…”

Malik menarik bahu Nidya agar posisinya duduk menjengking ke belakang, otomatis buah dadanya membusung menggairahkan. Dua mulut mengejar mengecupi buntalan buah dada kemudian menghisap kuat puncak payudaranya. Bergantian Toto dan Kardi melumat dan mengulum bibir Nidya, tangan mereka tak henti meremas buah dada yang membusung itu. Erang dan ringisan menabur sensualitas di wajah cantik Nidya yang sedang dikeroyok oleh empat orang laki-laki berwajah buruk yang menuai kemenangan gemilang atas orgasme yang dialami Nidya hingga penis Malik dan Jarot memuntahkan sperma panas dalam anus dan vaginanya.

“Sini cantik biar abang gendong…” Toto dan Kardi terkekeh menggoda Nidya.

Penis kardi mengait vagina Nidya dalam posisi menggendong berdiri berhadapan, reflek kaki Nidya mengapit pinggang Kardi. Tidak berapa lama penis Bang Toto menusuk anusnya. Anus dan vagina Nidya kembali menjadi bulan-bulanan dua batang penis yang bergerak dengan teratur menusuki liang vagina dan anusnya. Nidya mengalungkan kedua tangannya pada leher Kardi, ia menyambut lumatan bibir laki-laki itu sesekali Nidya menoleh ke belakang untuk berciuman dengan Bang Toto. Entah sudah berapa kali vaginanya berkedut dalam nikmat orgasme sebelum akhirnya diiringi suara lenguhan panjang wajah cantik Nidya menengadah ke atas langit saat ia tersiksa dalam buaian puncak klimaks bersamaan dengan semburan sperma panas Bang Toto dan Kardi. Mang Dodi tersenyum lebar menyaksikan tubuh Nidya yang putih mulus merosot turun. Nidya kecil yang kini tumbuh menjadi seorang remaja cantik terkulai dengan tubuh basah berpeluh dibawah kaki lima orang laki-laki berwajah sangar yang terkekeh puas menikmati kemudaan dan kemulusan tubuh moleknya. Tiga batang penis yang masih berdiri perlahan turun. Bang Somad , Bang Jarot, dan Bang Malik menembakkan spermanya pada wajah, payudara dan perut Nidya. Sebentar saja Nidya sudah belepotan cairan putih susu berbau menusuk itu. Mang Dodi mendekatkan kameranya ke wajah Nidya.

“Gimana Non? Enak ga?” tanya Mang Dodi

Nidya hanya mengangguk dengan senyum lemas. Ia menelan sperma dalam mulutnya agar tidak terlalu tersiksa dengan aromanya yang tajam. Terus terang, walaupun merasa dipermalukan namun dalam hati kecilnya ia mulai menyukai dan sangat menikmati suasana tadi.

“Lain kali mamang ajak entotan lagi Non mau kan?” tanya sopir itu lagi

“Mau...mau Mang” jawabnya

Begitulah awal dari kehidupan baru Nidya sebagai budak seks sopirnya sendiri. Hari demi hari selalu ada saja pengalaman baru bersama Mang Dodi. Kesepian dan kurangnya perhatian orang tua membuatnya berpaling pada kesenangan terlarang.
Tags:
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
Foto Cewek Bookingan